Oleh dr Fajar Rudy Qimindra
Orang sering membicarakan penyakit stroke , bukan saja dari kalangan
kedokteran tetapi juga masyarakat luas. Penyakit ini menyerang semua kalangan
masyarakat mulai dari pejabat tinggi, eksekutif, pedagang, maupun masyarakat
biasa.
Tingginya
angka kejadian bisa dilihat di rumah
sakit pada bagian bangsal penyakit saraf, lebih dari setengahnya adalah
penderita stroke . Stroke ini juga menjadi pembunuh no. 3 setelah penyakit
jantung dan keganasan. Selain kematian, yang perlu diperhatikan juga adalah
tingginya angka kecacatan dan biaya yang dikeluarkan .
Secara
sederhana stroke adalah gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh, yang
timbul mendadak dan berlangsung selama lebih dari 24 jam yang disebabkan oleh kelainan peredaran darah
otak.
Kalau diuraikan lebih luas mengandung empat hal:
1. Gangguan fungsi otak lokal maupun global.
Kerusakan bagian tertentu otak
mengakibatkan gejala dan tanda yang menggambarkan gangguan fungsi dari otak
tersebut. Misal stroke yang mengenai bagian otak yang menggerakan lengan dan
kaki maka tentu bagian tersebut akan mengalami kelumpuhan.
2. Timbulnya mendadak
Serangan bisa terjadi setiap
saat, dengan gejala yang berangsur-angsur menjadi berat dalam beberapa menit,
jam dan hari. Ataupun langsung menjadi berat. Sehingga stroke disebut juga
brain attack (serangan otak).
3. Lama serangan lebih dari 24 jam.
4.
Gangguan peredaran darah otak
Gangguan peredaran darah pada
otak ini bisa disebabkan oleh karena sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah
otak.
Ada dua golongan besar dari stroke yaitu stoke
perdarahan yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah dan stroke iskemik atau stroke kekurangan darah yang
diakibatkan oleh pembuluh darah yang tersumbat.
Gejala
stroke baik stroke perdarahan maupun sumbatan bisa dilihat dari fungsi otak
sebagai pusat segala kegiatan tubuh. Fungsi tersebut seperti : gerak, berpikir,
berbicara, emosi, menulis melihat, mendengar dan lain-lain. Sehingga gejala
yang muncul tergantung dari bagian otak
yang mana terjadi kerusakan. Penurunan kesadaran,lumpuh sebelah, bicara pelo,
sulit bicara, kepala pusing, penglihatan kabur adalah sebagian dari gejala yang
nampak.
Melihat
angka kematian, kecacatan, dan biaya maka penting rasanya memperhatikan
beberapa faktor resiko sehingga bisa mencegah terjadinya serangan.
Faktor resiko tersebut bisa
dibagi menjadi:
1. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
seperti: usia, jenis kelamin, keturunan, dan ras.
2. Faktor resiko yang dapat diubah/
dikendalikan seperti penyakit darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis,
kebiasaan merokok, alkohol, kegemukan, diet tinggi lemak, dan kurangnya gerak
dari tubuh.
Melihat banyaknya faktor yang
bisa diubah dan dikendalikan rasanya timbul optimisme untuk menurunkan angka
penyakit stroke. Faktor- faktor tersebut banyak berkaitan dengan gaya hidup
sehari –hari..
Beberapa
tips yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya stroke dan mengurangi faktor
resiko adalah:
- Mengontrol tekanan darah secara rutin. Bagi yang sudah menderita hipertensi caranya dengan diet rendah garam dan minum obatnya secara rutin.
- Mengontrol penyakit kencing manis dengan baik. Dari sebuah studi menunjukan penderita kencing manis mempunyai resiko dua hingga tiga kali lebih besar untuk mengalami stroke.
- Mengontrol terjadinya kenaikan lemak darah. Peningkatan kadar kolesterol memberikan efek yang bermakna untuk terjadinya penyakit stroke.
- Mencegah dan menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol yang berlebihan.
- Menghindari kegemukan dengan mengatur diet makanan.
- Olah raga yang teratur
- Tetap melalukan kontrol rutin ke dokter.
dari uraian di atas sudah saatnya semua lapisan
masyarakat mengkampanyekan
“gaya hidup bebas stroke”.
No comments:
Post a Comment