RS Pertamina Balikpapan bekerjasama dengan Prenagen mengadakan seminar untuk Ibu Hamil bertema :
" Educational Journey of Prenancy" oleh dr Bisma, Sp.OG.
Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan seputar ibu hamil dan kebutuhannya.
Tuesday, November 25, 2014
Tuesday, November 18, 2014
PENYULUHAN PENCEGAHAN KANKER CERVIKS - PERTAMINA MOR VI
Monday, October 27, 2014
Tuesday, October 7, 2014
MATA KERING
Oleh Dr lilik Sujarwati, Sp.M
Dokter Spesialis Mata RS Pertamina Balikpapan
APAKAH MATA KERING?
Mata kering merupakan suatu keadaan
berkurangnya produksi atau meningkatnya proses penguapan air mata. Dalam bahasa
medis, kondisi ini disebut Dry Eye
Syndroma/ Sindroma Mata Kering (SMK). Mata kering bisa mengganggu aktifitas
sehari-hari seperti membaca, di depan komputer, mengemudi, bahkan di saat Anda
bekerja sehingga bisa mempengaruhi kualitas hidup Anda.
GEJALA MATA KERING
·
Mata terasa gatal, ngeres, berpasir, panas, terasa seperti
terbakar
·
Mata kemerahan
·
Mata berair dan keluar kotoran
·
Pandangan terasa kabur dan akan membaik jika dibantu dengan
frekuensi kedipan kelopak mata
·
Rasa tidak nyaman setelah membaca, menghadap layar komputer,
maupun ketika “menonton televisi”
·
Lebih nyaman dengan memejamkan mata, terutama di lingkungan
yang dingin, berangin dan kelembaban rendah, atau setelah membaca lama
·
Bila sudah parah, mata terasa silau, nyeri dan penglihatan
kabur
PENYEBAB MATA KERING
1.
Faktor usia
2.
Jenis kelamin, wanita lebih sering daripada pria
3.
Pemakaian lensa kontak
4.
Pemakaian beberapa jenis obat tertentu, seperti obat darah
tinggi, anti glaukoma, obat anti nyeri, obat tidur dan lain-lain
5.
Pengaruh lingkungan, misalnya: debu, asap, AC, dan lain-lain
6.
Kekurangan vitamin A
7.
Penyakit pembuluh darah
8.
Kelainan sendi
9.
Penyakit sistemik atau kerusakan kelenjar air mata
10. Kurangnya sekresi air mata
karena kelainan saraf
11. Kelainan bawaan sejak lahir
BAGAIMANA MENGOBATI MATA KERING?
·
Gunakan tetes air mata buatan sesuai petunjuk dokter. Tetes
air mata buatan aman digunakan karena
memiliki kandungan menyerupai air mata sehingga dapat menggantikan fungsi air
mata alami.
·
Gunakan salep pelicin/ pelumas/ pelembab mata saat menjelang
tidur.
·
Terapi anti radang (sesuai petunjuk dokter).
·
Mengkonsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial omega
3 dan omega 6.
·
Kompres hangat dan pijat kelopak mata.
·
Cegah penguapan air mata yang berlebihan dengan menggunakan
kacamata pelindung untuk mengurangi paparan sinar matahari dan angin.
KIAT SEHAT MENCEGAH MATA KERING
·
Kenakan kacamata untuk melindungi mata dari debu dan asap
·
Pakai kacamata renang saat berenang
·
Usahakan jangan terlalu lama di ruangan ber AC
·
Bagi pengguna lensa kontak, sebaiknya pilih lensa kontak yang
kandungan airnya cukup
·
Jangan lupa lepaskan lensa kontak pada saat tidur
·
Kedipkan mata lebih sering agar terhindar dari mata kering,
khususnya bagi Anda yang harus berada di depan komputer dalam waktu lama
·
Konsumsi makanan yang mengandung anti oksidan, seperti:
jeruk, sirsak, pepaya, tomat dan sayur-sayuran
Thursday, October 2, 2014
Monday, September 22, 2014
TERAPI LASER UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN CEDERA
Oleh
Dr.
Mochamad Naqsjabandi Sp.RM
Dokter Spesialis Rehab Medik
RS Pertamina Balikpapan
Cedera dapat kita temui sehari – hari seperti cedera olah
raga, cedera rumah tangga misalnya tersayat pisau dapur, luka tembus benda
tajam, terkilir dan masih banyak lagi contoh lainnya. Cedera umumnya mempunyai
beberapa ciri diantaranya bengkak, berwarna kemerahan, terasa hangat saat
diraba, fungsi organ yang terkena cedera menjadi menurun, bahkan bisa terlihat
adanya robekan di kulit dan keluarnya darah saat cedera.
Menurut
North American Association of Laser Therapy (NAALT), menyatakan bahwa Laser (
Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation ) dapat digunakan
sebagai terapi modalitas fisik yang menggunakan energy cahaya dari spectrum
visible dan infra merah untuk penyembuhan jaringan dan pengurangan nyeri.
Dalam bidang
Rehabilitasi Medik dan Fisiotherapi, teknologi Laser sudah digunakan semenjak
tahun 1970 di negara Eropa dan Asia, sedangkan di Amerika sedikit terlambat
mulai digunakan tahun 1980. Pada tahun 2002 FDA ( Food and Drugs Administration
) Amerika menyatakan bahwa, terapi Laser dengan jenis Low Level laser atau Cold
Laser atau disebut juga Low Level Laser Therapy (LLLT) aman digunakan untuk
pengobatan tanpa effek samping.
Low level
Laser bila peak powernya kurang dari 500 milli watts contohnya adalah Laser
Helium-neon dan Infra merah. Sedangkan High level Laser bila peak powernya
diatas 500 milli watts, contohnya green laser yang banyak digunakan dalam
bidang pembedahan.
Cara kerja
jenis Low level Laser dengan panjang gelombang bervariasi diantaranya 620 -
800 nm mempunyai titik tangkap pada
mitokondria, reaksi fotokimia pada mitokondria sebagai pusat pernafasan sel
akan meningkatkan ATP ( Adenosin Triphosphat ) untuk energy sel, sehingga sel
akan berfungsi lebih baik lagi. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyembuhan
peradangan, penyembuhan jaringan tubuh, pertumbuhan jaringan baru mengganti
jaringan yang rusak, meningkatkan perbaikan pembuluh darah, meningkatkan
perbaikan system kelenjar limphatik, dan meningkatkan system kekebalan tubuh.
Aplikasi
laser pada cedera umumnya antara 10 – 20 menit tergantung luas area yang akan
diterapi. Dan biasanya effek terapi yang diharapkan seperti hilangnya nyeri
serta bengkak tercapai setelah 5 kali terapi secara teratur atau lebih cepat
lagi.
Keunggulan
penggunaan modalitas terapi Laser adalah : Tidak infasif (melukai), tidak
mempunyai effek samping, dan waktu yang dibutuhkan singkat.
Hanya saja yang
perlu dihindari adalah pemaparan pada mata, jaringan dengan tanda-tanda
keganasan, janin, dan bagian dari tulang yang masih tumbuh.
Tuesday, September 16, 2014
ASMA, bolehkah hamil?
oleh dr. Subagyo, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
RS Pertamina Balikpapan
Tujuan pengobatan asma adalah
mendapatkan asma yang terkontrol, yaitu keadaan yang optimal yang menyerupai
orang sehat sehingga penderita dapat melakukan aktivitas seperti orang normal
sehingga kualitas hidup penderita meningkat. Pada kondisi tertentu seperti
kehamilan, puasa, infeksi saluran napas dll, pengobatan asma memerlukan
perhatian khusus atau perubahan penatalaksanaan dari yang sudah ada dalam
pedoman penatalaksanaan.
Selama kehamilan, derajad
keparahan penyakit asma bisa berubah sehingga memerlukan pengaturan jenis dan
dosis obat yang dipakai. Penelitian retrospektif penyandang asma dengan
kehamilan memperlihatkan bahwa selama kehamilan 1/3 penderita mengalami
perburukan penyakit, 1/3 mengalami perbaikan dan 1/3 sisanya tidak mengalami
perubahan derajad keparahan. Tidak ada pola yang khas apakah kehamilan pertama
lebih baik atau buruk dan juga kehamilan berikutnya. Juga tidak harus sama
apabila kehamilan pertama keadaan asmanya memburuk maka kehamilan berikutnya
pasti memburuk, dan sebaliknya.
Pemberian obat selama kehamilan
harus hati-hati, apalagi bila obat tersebut bekerja sistemik. Namun asma yang
tidak terkontrol bisa menimbulkan masalah pada bayi berupa peningkatan kematian
perinatal, pertumbuhan janin terhambat dan lahir prematur, peningkatan kejadian
operasi Caesar, berat badan lahir rendah dan perdarahan postpartum. Prognosis
bayi yang lahir dari ibu penyandang asma yang terkontrol total sama dengan
prognosis bayi yang lahir dari ibu bukan penderita asma.
Karena itu mengontrol asma selama
kehamilan sangat penting untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan
pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Apabila disiapkan sejak awal dengan
baik, maka kehamilan dan persalinan akan berjalan normal sesuai dengan yang diharapkan.
Umumnya semua obat asma dapat dipakai saat hamil kecuali yang mengandung
komponen alfa-adrenergik, bromfeniramin dan epinefrin. Kortikosteroid sangat
bermanfaat untuk mengontrol asma dan mencegah serangan akut atau eksaserbasi
selama kehamilan. Bila terjadi serangan, harus segera ditangani secara agresif
berupa pemberian inhalasi agonis beta-2, oksigen dan kortikosteroid sistemik.
Kesimpulan, penyandang asma boleh hamil namun perlu dievaluasi dan dipersiapkan dengan baik sehingga asmanya tetap terkontrol. Pemilihan obat pada penyandang asma yang sedang hamil:
- Obat inhalasi
- Obat-obat lama yang pernah dipakai pada kehamilan sebelumnya yang sudah terbukti aman.
Subscribe to:
Posts (Atom)