Oleh dr Subagyo,Sp.P
Dokter Spesialis Paru
RS Pertamina Balikpapan
Asma
merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, bisa menyerang siapa saja tanpa
memandang ras, jenis kelamin, pendidikan maupun usia. Dalam beberapa dekade terakhir kejadian asma
makin meningkat di banyak negara, terutama pada anak-anak. Manifestasi asma
sangat bervariasi, dari keadaan sangat ringan yang tidak terdeteksi sampai
muncul dalam kondisi yang sangat berat. Bila tidak terkontrol penyakit ini bisa
mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan bisa berakibat fatal.
Asma
adalah penyakit kronik saluran napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam
dan/atau dinihari. Episodik tersebut berhubungan dengan penyempitan saluran
napas dan umumnya sembuh kembali dengan atau tanpa pengobatan. Saluran napas
pasien asma bersifat hiper-reaktif yaitu memberikan reaksi berlebihan
jika terpajan dengan faktor pencetus (lihat box faktor pencetus). Anak dengan
asma biasanya disertai riwayat atau bakat alergi pada diri atau keluarganya.
Apa
yang terjadi pada saluran napas penderita asma? Ada tiga peristiwa yang saling
menguatkan satu dengan lainnya, yaitu otot dinding saluran napas mengkerut, dinding
saluran napas membengkak dan saluran napas terisi banyak lendir. Ketiga
peristiwa tersebut menyebabkan saluran napas menyempit. Penyempitan
saluran napas inilah yang menyebabkan gejala asma berupa batuk (grok-grok,
krok-krok atau krek-krek), frekuensi napas menjadi cepat, napas berbunyi ngiik
… ngiiik … (mengi), sesak napas, sakit dada, anak gelisah atau kebiruan di
mulut dan sekitarnya.
Pengobatan asma bertujuan mendapatkan kondisi asma
yang terkontrol (lihat box tujuan pengobatan asma) yaitu keadaan optimal yang
menyerupai orang sehat sehingga penderita dapat melakukan aktivitas harian
seperti orang normal dan ini berarti meningkatkan kualitas hidup penderita.
Keberhasilan penatalaksanaan asma ditentukan oleh berbagai faktor, Tiga faktor
terpenting adalah faktor tenaga medis, faktor penderita dan faktor obat-obatan.
Tenaga medis berperan dalam memastikan penyakit asma, menentukan obat yang
sesuai dengan beratnya penyakit dan melakukan edukasi tentang asma kepada
pasien dan keluarganya. Faktor penderita pada pasien asma anak lebih banyak
diperankan oleh orang tua atau keluarga (lihat box peran orang tua). Pada asma
anak, peran orang tua jauh lebih penting daripada peran dokter. Sayangnya orang
tua sering mempunyai pandangan yang salah tentang penyakit anaknya. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa mereka sering underestimate mengenai
beratnya penyakit asma dan sebaliknya mereka overestimate mengenai
terkontrolnya penyakit asma anaknya. Karena itu perlu dikembangkan kerjasama
antara dokter, anak yang asma dan keluarganya sehingga terjadi komunikasi,
informasi dan edukasi tentang asma secara optimal.
Faktor pencetus
- Alergen
- Debu rumah
- Tungau debu rumah
- Bulu binatang: anjing, kucing, ayam, burung.
- Kecoa
- Kapuk
- Makanan
a.
Dingin
- Coklat
- Kacang tanah
- Tomat
- Rambutan
- Mengandung MSG
- Asap
- Rokok
- Obat nyamuk: dibakar, disemprot, listrik/elektrik
- Dapur
- Hairspray
- Deodorant
- Bau yang tajam
- Pengharum ruangan
- Pembakaran sampah
- Infeksi saluran napas akut (ISNA) :
- ISNA Atas, sering karena virus
- ISNA Bawah, sering karena virus
- Influenza
- Sinusitis
- Perubahan cuaca
- Permulaan musim hujan
- Akhir musim hujan
- Dingin, hujan terus
- Dan lain-lain
- Polusi udara luar :
- SO2
- Asap kendaraan: Diesel, Asap pabrik
- Kegiatan jasmani
- Berlari
- Naik sepeda
- Berenang
- Dan lain-lain
- Naiknya isi lambung ke esofagus / gastroesofageal refluks (GER) terjadi bila penderita tidur datar
- Psikis
10. Kombinasi
Tujuan pengobatan asma:
• Tidur
anak tidak terganggu
• Dapat
aktif termasuk olah raga seperti anak sebayanya
• Gejala siang/malam tidak ada atau sesedikit mungkin
• Fungsi atau kerja paru-paru seoptimal mungkin
• Pemberian
obat seperlunya
• Mencegah
efek samping obat
• Anak
dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi genetiknya
Peran orang tua:
• Mencari dan mengendalikan pencetus serangan asma
dan hal-hal yang dapat memberatkan asma
• Penyediaan obat dan pemberian obat yang waktu, cara dan
lamanya tepat
• Pengenalan
tanda-tanda awal serangan
• Mengetahui
kapan harus membawa anaknya ke dokter, RS atau UGD
• Menjaga
kesehatan pada umumnya
• Membina
suasana keluarga
• Memantau
kemajuan/kemunduran keadaan asma anak
Tips anggota
keluarga menyikapi anak asma
- Pastikan sesak anak karena asma karena tidak semua mengi pada anak balita disebabkan oleh asma
- Anak asma tidak harus dari keluarga asma
- Faktor pencetus serangan asma pada setiap anak bisa berbeda dengan anak lain maka faktor pencetus serangan asma pasien lain harus dibuktikan dulu sebelum dihindari
- Faktor pencetus serangan asma bisa lebih dari satu.
- Pengendalian lingkungan memang tindakan yang tidak gampang, tetapi sangat penting dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam penanggulangan asma.
- Kenali obat asma dengan baik, ada dua kelompok obat dengan fungsi yang berbeda. Obat pelega digunakan kalau diperlukan, saat serangan asma datang. Obat pengendali digunakan secara rutin, umumnya 2 kali sehari. Sekarang sudah ada kombinasi obat yang bisa digunakan baik untuk pelega maupun pengendali
No comments:
Post a Comment