oleh dr. Subagyo, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
RS Pertamina Balikpapan
Tujuan pengobatan asma adalah
mendapatkan asma yang terkontrol, yaitu keadaan yang optimal yang menyerupai
orang sehat sehingga penderita dapat melakukan aktivitas seperti orang normal
sehingga kualitas hidup penderita meningkat. Pada kondisi tertentu seperti
kehamilan, puasa, infeksi saluran napas dll, pengobatan asma memerlukan
perhatian khusus atau perubahan penatalaksanaan dari yang sudah ada dalam
pedoman penatalaksanaan.
Selama kehamilan, derajad
keparahan penyakit asma bisa berubah sehingga memerlukan pengaturan jenis dan
dosis obat yang dipakai. Penelitian retrospektif penyandang asma dengan
kehamilan memperlihatkan bahwa selama kehamilan 1/3 penderita mengalami
perburukan penyakit, 1/3 mengalami perbaikan dan 1/3 sisanya tidak mengalami
perubahan derajad keparahan. Tidak ada pola yang khas apakah kehamilan pertama
lebih baik atau buruk dan juga kehamilan berikutnya. Juga tidak harus sama
apabila kehamilan pertama keadaan asmanya memburuk maka kehamilan berikutnya
pasti memburuk, dan sebaliknya.
Pemberian obat selama kehamilan
harus hati-hati, apalagi bila obat tersebut bekerja sistemik. Namun asma yang
tidak terkontrol bisa menimbulkan masalah pada bayi berupa peningkatan kematian
perinatal, pertumbuhan janin terhambat dan lahir prematur, peningkatan kejadian
operasi Caesar, berat badan lahir rendah dan perdarahan postpartum. Prognosis
bayi yang lahir dari ibu penyandang asma yang terkontrol total sama dengan
prognosis bayi yang lahir dari ibu bukan penderita asma.
Karena itu mengontrol asma selama
kehamilan sangat penting untuk mencegah keadaan yang tidak diinginkan
pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Apabila disiapkan sejak awal dengan
baik, maka kehamilan dan persalinan akan berjalan normal sesuai dengan yang diharapkan.
Umumnya semua obat asma dapat dipakai saat hamil kecuali yang mengandung
komponen alfa-adrenergik, bromfeniramin dan epinefrin. Kortikosteroid sangat
bermanfaat untuk mengontrol asma dan mencegah serangan akut atau eksaserbasi
selama kehamilan. Bila terjadi serangan, harus segera ditangani secara agresif
berupa pemberian inhalasi agonis beta-2, oksigen dan kortikosteroid sistemik.
Kesimpulan, penyandang asma boleh hamil namun perlu dievaluasi dan dipersiapkan dengan baik sehingga asmanya tetap terkontrol. Pemilihan obat pada penyandang asma yang sedang hamil:
- Obat inhalasi
- Obat-obat lama yang pernah dipakai pada kehamilan sebelumnya yang sudah terbukti aman.
No comments:
Post a Comment