Berbagai manfaat akan didapat
perokok bila mereka berhenti merokok. Manfaat tersebut bisa dilihat dari segi
kesehatan, mental, sosial dan ekonomi. ari sisi kesehatan, berhenti merokok
akan menurunkan risiko kematian jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan
kolesterol atau penurunan tekanan darah. Semakin awal seseorang berhenti
merokok akan meningkatkan usia harapan hidup menjadi lebih panjang.
Manfaat berhenti merokok sudah mulai
ada sejak 20 menit pertama, sehingga berapa lamapun seorang berhasil berhenti
merokok tetrap bermanfaat dan harus didukung untuk dapat tetap tidak merokok
selamanya. Berikut ini manfaat berhenti merokok berdasarkan waktu:
- 20 menit : tekanan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi membaik
- 12 jam: hampir semua nikotin dalam tubuh sudah dimetabolisme, kadar CO dalam darah kembali normal
- 24-48 jam: nikotin mulai tereliminasi dari sistem, indra pengecap dan penciuman mulai membaik, sistem kardiovaskular meningkat baik.
- 5 hari: sebagian besar metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang. Fungsi perasa/pengecap dan pembau jauh lebih baik. Sistem kardiovaskular terus meningkat baik.
- 2 minggu - 3 bulan: Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna. Fungsi silia mulai recovery dann fungsi paru membaik. Nafas pendek dan batuk-batuk berkurang.
- 1 tahun: risiko penyakit jantung koroner menjadi setengahnya setelah setahun berhenti dibandingkan tetap merokok.
- 5 tahun: risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah merokok.
- 10-15 tahun: risiko kanker paru berkurang setengahnya. Semua penyebab mortalitas dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang sama seperti orang yang tidak pernah merokok.
STOP MEROKOK, bisakah?
·
Penyakit akibat merokok merupakan
penyebab utama kematian pada laki-laki. Sudah lama dikenal bahwa rokok
mengandung sekitar 4000 bahan kimia dan berhubungan dengan 25 penyakit di tubuh
manusia dari kepala sampai kaki, dari kanker sampai impotensi. Diperkirakan 4,9
juta kematian / tahun akibat merokok di seluruh dunia, atau satu kematian tiap
8 menit.
Masalah merokok bukan hanya di negara berkembang tapi juga di negara maju. Kekerapan merokok di negara maju telah menurun (1,8%/tahun), sebaliknya di negara berkembang masih tetap tinggi dan meningkat (2,7%/tahun). Sekitar 60% laki-laki dan 5% perempuan yang ada di Indonesia adalah perokok. Indonesia menduduki posisi kelima dalam konsumsi rokok di dunia, 215 miliar batang rokok /tahun senilai lebih dari 100 triliun. Bila sebatang rokok Rp 500,- maka uang yang dibelanjakan untuk rokok adalah 200 juta/menit.
Akibat merokok
·
Sekitar 90% berat asap rokok tanpa
filter berisi 400 – 500 macam gas, sisanya berisi lebih dari 3500 komponen
partikel. Sedikitnya 63 dari komponen tersebut diketahui bisa menyebabkan kanker
temasuk di dalamnya 11 komponen karsinogen manusia. Rokok adalah penyebab utama
berbagai penyakit saluran pernapasan (PPOK, bronkhitis kronis dan kanker paru)
serta jantung. Di AS rokok merupakan penyebab 1 dari 3 kematian. Rokok
merupakan penyebab utama kematian akibat kanker (30% seluruh kematian akibat
kanker).
Perokok pasif
·
Anak sebaiknya dibebaskan dari
lingkungan asap rokok karena anak seorang perokok akan menjadi perokok setelah
dewasa. Kebiasaan merokok saat usia muda (SD) maka 80% akan tetap merokok
setelah dewasa. Saluran napas bayi cenderung terganggu akibat asap rokok
lingkungan. Anak-anak yang orang tuanya merokok akan menunjukkan gangguan
fungsi paru, gangguan pertumbuhan paru dan mudah terjadi infeksi saluran napas
dan asma. Gejala pernapasan (batuk, napas berbunyi, dahak berlebih) 30-60%
lebih sering pada anak yang orang tuanya merokok.
Upaya pencegahan
·
Kampanye anti rokok di Indonesia
belum mendapat dukungan dari kalangan intelektual dan politik dengan alasan
pemasukan pajak dari cukai rokok besar, kesejahteraan petani tembakau dan
membuka kesempatan kerja. Merokok akan menghabiskan ¼ penghasilan perokok di
negara berkembang, 30% penghasilan di Malaysia dan 60% di China. Di AS tahun
1990 biaya akibat merokok sebesar $ 53.338 juta/tahun terdiri 23.653 juta untuk
pengobatan dan 28.061 juta akibat produktivitas kerja menurun (sakit /
meninggal).
PEROKOK PASIF, asap tembakau lingkungan
Hari tanpa tembakau sedunia
diperingati setiap tanggal 31 Mei, dicetuskan oleh WHO pada tahun 1987. Gerakan
ini menyerukan agar para perokok berpuasa tidak merokok selama 24 jam di
seluruh dunia, sehingga satu hari ini tidak ada asap rokok yang mengepul di
sekitar kita. Bagi orang yang tidak merokok, asap tembakau selalu tidak
menyenangkan.
Asap
rokok berbau, terasa mencekik di tenggorokan, mengiritasi hidung dan mata serta
membuat napas menjadi berat.
Ternyata, banyak penelitian dalam 25
tahun terakhir menunjukkan bahwa menghirup asap rokok orang lain juga sangat
berbahaya. Tidak hanya orang dewasa di sekitar perokok yang berisiko, namun
juga bayi yang belum lahir dan anak-anak yang orang tuanya merokok. Meskipun
risiko orang yang bukan perokok tidak setinggi risiko perokok, jenis penyakit
dan kelainan yang timbul ternyata serupa, yaitu kanker, penyakit jantung dan
stroke, serta gangguan pernapasan seperti asma.
Pada tahun 2004, IARC menyatakan
bahwa seorang bukan perokok yang tinggal bersama perokok mempunyai risiko
peningkatan terjadi kanker paru sebesar 24% pada perempuan dan 37% pada
laki-laki. Penelitian lain mendapatkan bahwa risiko terkena penyakit jantung
koroner meningkat hingga 30% pada seseorang yang terpajan asap rokok lingkungan
dibandingkan dengan seseorang yang tidak terpajan oleh asap rokok
lingkungan.
Flouris pada tahun 2009 dalam penelitiannya
mendapatkan bahwa pajanan selama 1 jam oleh pajanan asap rokok lingkungan dapat
meyebasbkan perubahan fungsi paru dan peningkatan faktor inflamasi. Penelitian
lain menyimpulkan bahwa anak yang orang tuanya merokok di rumah mempunyai
risiko asma dan gangguan pernapasan di kemudian hari. Pajanan asap rokok
lingkungan mempunyai risiko 5 kali lebih tinggi menderita tuberkulosis.
Berikut ini beberapa dampak yang
terjadi pada anak bila orang tuanya merokok, dampaknya akan lebih berat bila
ibunya merokok.
- keguguran, lahir mati dan kelainan bawaan sering terjadi
- bayi lahir prematur dan berat badan lahir rendah, keduanya meningkatkan risiko kematian bayi
- anak berbadan lebih kecil dan pencapaian akademiknya lebih rendah baik pada masa anak-anak maupun setelah dewasa
- bayi kurang 6 bulan, 3 kali lebih tinggi mengalami infeksi pernapasan akut
- batuk kronik, dahak dan mengi, 2 kali lebih banyak pada bayi dan 50% lebih tinggi pada anak usia sekolah
- kasus baru asma, 50-100% lebih tinggi bila oranmg tuanya merokok
- penyakit telinga tengah sering terjadi
Seorang perokok akan termotivasi
untuk berhenti bila mengetahui dampak asap rokok terhadap kesehatan dirinya,
dan motivasi tersebut akan jauh lebih tinggi setelah seorang perokok menyadari
bahwa asap rokok lingkungan yang dihasilkannya ternyata berdampak buruk
terhadap orang-orang yang (harusnya) disayanginya.
No comments:
Post a Comment